JOB MIX PERKERASAN LENTUR ( HOT MIX )
JOB MIX PERKERASAN LENTUR
( HOT MIX )
Bersumber dari praktek yang dilakukan di laboratorium
teknik sipil Universitas Widyagama Malang.
5.4
JOB
MIX PERKERASAN LENTUR ( HOT MIX )
5.4.1
Dasar
Teori
Aspal beton campuran panas merupakan
salah satu jenis dari lapis perkerasan konstruksi perkerasan lentur. Jenis
perkerasan ini merupakan campuran merata antara agregat atau batuan ( kasar,
sedang, halus, dan filler ) dan aspal sebagai bahan pengikat pada suhu
tertentu. Untuk mengeringkan agregat dan mendapatkan tingkat kecairan yang
cukup dari aspal sehingga diperoleh kemudahan untuk mencampurnya, maka kedua
material harus dipanaskan dulu sebelum dicampur. Karena dicampur dalam keadaan
panas maka seringkali disebut sebagai “ hot
mix “. Pemakaian aspal sebagai bahan pengikat dalam campuran, disamping
karena sifatnya yang elastis dapat membuat perkerasan menjadi lentur atau
fleksibel, juga dapat menambah kekuatan perkerasan.
Campuran aspal beton sebagai bahan
perkerasan jalan, harus memenuhi karakteristik sebagai berikut :
1. Internal
Structure meliputi Density
Porositas penyerapan dan kadar air.
2. Kekakuan dan kekuatan yang dinyatakan dengan Stability. Kekakuan umumnya dinyatakan
dalam tegangan dan regangan, namun dalam campuran ini meliputi juga kecepatan
laju pembebanan dan pengaruh temperatur. Kekakuan juga dinyatakan sebagai
kemampuan bertahan tanpa berubah bentuk akibat pembebanan. Sedangkan kekuatan
meliputi tidak hanya kekuatan tekan saja tetapi juga kekuatan tarik, lentur,
fatigue, creep, dan ketahanan terhadap abrasi.
3. Keawetan / durability,
meliputi ketahanan terhadap pengaruh cuaca seperti panas, pengaruh air dan
kondisi atmosfir lainnya.
4. Ketahanan
terhadap rembesan / permeability,
adanya air yang terperangkap dalam campuran aspal beton mengakibatkan
terkelupasnya aspal dari batuan. Oleh karena itu kekedapan merupakan hal yang
harus diperhatikan untuk campuran aspal beton.
5. Karakteristik
permukaan jalan meliputi ketahanan gelincir jalan dari sejumlah kendaraan
ataupun serapan cahaya oleh permukaan jalan.
Oleh karena itu jenis dan kondisi
agregat serta jumlah aspal yang optimum dalam campuran, harus derencanakan
seoptimum mungkin agar memenuhi persyaratan diatas.
5.4.2
Tujuan
Tujuan Instruksional
Umum
Setelah melakukan pekerjaan ini,
mahasiswa akan dapat mengetahui serta memahami sifat-sifat fisik, mekanik,dan
teknologi aspal sebagai bahan perkerasan jalan dengan benar.
Tujuan Instruksioanal
Khusus
Setelah
melakukan pekerjaan ini mahasiswa dapat :
a. Menentukan
karakteristik aspal ditinjau dari kestabilan dan kelelehannya bila dicampur
dengan agregat.
b. Merencanakan
bahan perkerasan jalan aspal.
c. Menjelaskan
prosedur pelaksanaan pengujian campuran aspal dengan alat marshall dengan
benar.
d. Menggunakan
peralatan dengan terampil.
5.4.3
Alat
Yang Digunakan
a. Cetakan
benda uji.
b. Landasan
pemadat terdiri dari balok kayu
c. Penumbuk
yang mempunyai permukaan tumbuk rata berbentuk silinder, dengan berat 4,536 kg
( 10 pound ), dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm.
d. Alat pengeluar benda uji / Ekstruder.
e. Bak
perendam ( water bath ), lengkap
dengan pengatur suhu.
f. Mesin
penekan lengkap dengan kepala penekan berbentuk lengkung.
g. Cincin
penguji ( profing ring ) berkapasitas
2.500 kg dengan ketelitian 12,5 kg, dilengkapi dengan arloji tekan ( dial ) dengan ketelitian 0,0025 cm
h. Arloji
kelelehan dengan ketelitian 0,25 mm dengan perlengkapannya.
i. Oven,
yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai 200°C.
j. Termometer
berkapasitas 250°C dengan ketelitian 1%, terbuat dari bahan logam.
k. Timbangan
berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1 gram, dilengkapi penggantung benda uji.
l. Pemanas
atau hotplate.
m. Sarung
tangan terbuat dari bahan karet dan asbes.
n. Nampan.
o. Sendok
aduk dan spatula.
p. Panci-panci
atau penggorengan untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran aspal.
5.4.4
Bahan-bahan
pengujian
A. Persiapan Benda Uji
a. Saringlah
agregat dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 31. Diameter saringan dan berat material
Ø Saringan(mm)
|
Berat Material ( gram )
|
12,5
|
55
|
9,5
|
165
|
2,36
|
165
|
0,6
|
165
|
0,3
|
251
|
Pan
|
299
|
Total
|
1100
|
b. Memasukkan
gabungan dari beberapa jenis agregat tersebut kedalam kedalam plastik anti
panas sebanyak 21 plastik.
B. Persiapan Campuran
a. Untuk
tiap benda uji dibutuhkan agregat sebanyak 1100 gram, sehingga menghasilkan
tinggi benda uji kira – kira 6,25 ± 0.125 cm.
b. Memanaskan
wajan atau penggorengan beserta agregat sampai suhu mencapai 170°C dan panaskan
aspal hingga suhu mencapai 160°C.
c. Kemudian
tuang segera aspal yang bersuhu panas 160°C sebanyak yang di butuhkan ke dalam agregat yang yang bersuhu 170°C .
d. Aduk
secara cepat sampai agregat terlapisi secara merata dalam suhu 140°C.
C. Pemadatan benda uji
a. Bersihkan
perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk.
b. Meletakkan
selembar kertas dari bungkus semen yang sudah di gunting menurut ukuran cetakan
ke dalam dasar cetakan.
c. Memasukkan
seluruh campuran ke dalam cetakkan dan tusuk-tusuk campuran dengan spatula pada
keliling pinggiran cetakan.
d. Meletakkan
cetakan di atas landasan pemadat.
e. Melakukan
pemadatan dengan alat penumbuk sebanyak 75 kali. Lepaskan keping alas dan leher
cetakan, balikkan alat cetakan berisi benda uji dan pasanglah kembali
perlengkapan alat tersebut dan tumbuklah dengan jumlah tumbukkan yang sama.
f. Setelah
selesai pemadatan, lepaskan keping alas dan dinginkan pada suhu ruang.
g. Setelah
dingin, keluarkan benda uji dari dalam cetakan dengan alat pengeluar benda uji
/ ekstruder secara hati-hati, berilah tanda pengenal pada masing-masing benda
uji dan birkan selama kira-kira 24 jam pada suhu ruang serta letakkan benda uji
pada tempat yang rata.
5.4.5
Langkah
Pengujian
a. Besihkan
benda uji dari kotoran-kotoran yang menempel.
b. Berilah
tanda pengenal pada masing-masing benda uji.
c. Ukur
tinggi benda menggunakkan jangka sorong dengan ketelitian 0,1mm.
d. Timbang
benda uji.
e. Rendam
benda uji dalam air kira-kira 24 jam pada suhu ruang.
f. Timbang
benda uji dalam keadaan kering permukaan jenuh.
g. Timbang
benda uji dalam air untuk mendapatkan isi benda uji.
h. Rendam
benda uji dalam bak perendam yang berisi air dengan suhu konstan (60 ± 1)°C
selama 30 menit.
i. Sebelum
melakukan pengujian, bersihkan batang penuntun ( guide rod ) dan permukaan dalam dari kepala penekan ( test head ). Lumasi batang penuntun
sehingga kepala penekan yang atas dapat meluncur bebas.
j. Keluarkan
benda uji dari bak perendam dan letakkan ke dalam segmen bawah kepala penekan.
Pasang segmen atas benda uji dan letakkan keseluruhannya kedalam mesin penguji.
Pasang arloji kelelehan ( flow meter )
pada kedudukannya diatas salah satu batang penuntun dan atur kedudukan jarum
penunjuk pada angka nol.
k. Sebelum
pembebanan diberikan, kepala penekan beserta benda ujinya dinaikkan hingga menyentuh
atas cincin penguji. Atur kedudukan jarum arloji tekan pada angka nol. Berikan
pembebanan kepada benda uji dengan kecepatan tetap sebesar 50mm per menit
sampai pembebanan maksimum tercapai, atau pembebanan menurun seperti
ditunjukkan jarum arloji tekan, dan catatlah pembebanan maksimum yang dicapai
dan nilai kelelehan yang ditunjukkan oleh jarum kelelehan.
5.4.6
Analisis
dan Perhitungan
Tabel 32. Perhitungan persiapan campuran
|
|||||
% Aspal
|
Berat Wajan
|
Berat Agregat +
Wajan
|
Berat Agregat
|
Berat Aspal
|
Berat Total
|
( gr )
|
( gr )
|
( gr )
|
( gr )
|
( gr )
|
|
5%
|
684,7
|
1793,7
|
1109,0
|
55,5
|
1849,2
|
5%
|
532,0
|
1641,5
|
1109,0
|
55,5
|
1697,0
|
5%
|
688,4
|
1785,9
|
1097,5
|
54,9
|
1840,8
|
5,50%
|
542,0
|
1639,0
|
1097,0
|
60,3
|
1699,3
|
5,50%
|
684,0
|
1793,0
|
1109,0
|
61,0
|
1854,0
|
5,50%
|
527,3
|
1636,4
|
1109,1
|
61,0
|
1697,4
|
6%
|
526,6
|
1634,3
|
1107,7
|
66,5
|
1700,8
|
6%
|
679,3
|
1790,0
|
1100,8
|
66,0
|
1856,0
|
6%
|
526,0
|
1633,9
|
1107,9
|
66,5
|
1700,4
|
6,50%
|
672,3
|
1789,0
|
1116,7
|
72,6
|
1861,6
|
6,50%
|
526,8
|
1631,8
|
1105,0
|
71,8
|
1703,6
|
6,50%
|
678,0
|
1786,0
|
1108,0
|
72,0
|
1858,0
|
7%
|
682,6
|
1787,9
|
1105,3
|
77,4
|
1865,3
|
7%
|
529,7
|
1641,0
|
1111,3
|
77,8
|
1718,8
|
7%
|
681,3
|
1777,6
|
1096,3
|
76,7
|
1854,3
|
7,50%
|
528,4
|
1626,6
|
1098,2
|
82,4
|
1709,0
|
7,50%
|
676,5
|
1783,4
|
1106,9
|
83,0
|
1866,4
|
7,50%
|
527,7
|
1633,2
|
1105,5
|
82,9
|
1716,1
|
8%
|
682,6
|
1777,3
|
1094,7
|
87,6
|
1864,9
|
8%
|
529,6
|
1631,4
|
1101,8
|
88,1
|
1719,5
|
8%
|
584,5
|
1685,7
|
1101,2
|
88,1
|
1773,8
|
|
Tabel 34. Tabel jam waktu dan keluar perendaman
waterbath.
waktu pemasukan
aspal kedalam air 60°C
|
waktu peneluaran
aspal dari dalam air 60°C
|
Pembacaan arloji
stabilitas
|
Kelelehan
|
|
11.56
|
12.26
|
780
|
2,6
|
|
12.06
|
12.36
|
680
|
3,4
|
|
12.11
|
12.41
|
655
|
2,7
|
|
|
|
|
2,9
|
|
12.16
|
12.46
|
660
|
3,2
|
|
12.21
|
12.51
|
588
|
3,9
|
|
12.26
|
12.56
|
760
|
2,4
|
|
|
|
|
3,2
|
|
12.31
|
13.01
|
662
|
3,0
|
|
12.36
|
13.06
|
565
|
2,6
|
|
12.41
|
13.11
|
871
|
2,1
|
|
|
|
|
2,6
|
|
12.46
|
13.16
|
570
|
2,2
|
|
12.49
|
13.19
|
635
|
3,1
|
|
12.52
|
13.22
|
755
|
3,1
|
|
|
|
|
2,8
|
|
12.55
|
13.25
|
475
|
2,7
|
|
12.58
|
13.28
|
502
|
3,3
|
|
13.01
|
13.31
|
864
|
2,9
|
|
|
|
|
3,0
|
|
13.04
|
13.34
|
632
|
3,3
|
|
13.07
|
13.37
|
520
|
3,3
|
|
13.10
|
13.40
|
417
|
3,1
|
|
|
|
|
3,2
|
|
13.13
|
13.43
|
508
|
3,6
|
|
13.16
|
13.46
|
548
|
2,9
|
|
13.19
|
13.49
|
405
|
3,9
|
|
|
|
|
3,5
|
5.4.8
Kesimpulan
Pada percobaan ini dapat di simpulkan
bahwa percobaan hot mix adalah untuk menguji perkerasan aspal terhadap suhu
lingkungan dan untuk mengetahui karakteristik
aspal agar memperoleh hasil aspal yang baik dengan agregat yang sesuai.
Sehingga dalam percobaan ini kami mendapatkan nilai KAO(Kadar Aspal Optimum) pada variasi aspal 6,5
%.
5.4.9
Gambar dan Fungsinya
Gambar 88. CETAKAN
Sebagai wadah benda uji ketika akan dipadatkan
Gambar
89. COMPACTOR
Alat untuk
memadatkan aspal
Gambar 90. EKSTRUDER
Alat untuk mengeluaskan benda uji yg telah dipadatkan dari
dalam cetakan.
Gambar 91. OVEN
Untuk mengeringkan agregat yang akan digunakan dalam canpuran
pembuatan job mix.
Gambar
92. TERMOMETER
Untuk menentukan suhu aspal maupun agregat
yang akan digunakan dalam pembuatan job mix
Gambar
93. TIMBANGAN
Digunakan sebagai sarana untuk mengukur
berat campuran dari agregat dan aspal yang akan digunakan dalam pembuatan job
mix.
Gambar
94. SARUNG TANGAN
Digunakan untuk melindungi tangan ketika
sedang memanaskan bahan job mix dan saat mengompek.
Gambar
95. SPATULA
Digunakan
untuk mengaduk aspal dan agregat serta untuk meratakan pinggiran aspal pada
cetakan agar aspal terisi penuh padat pada cetakan
Gambar
96. PENGGORENGAN (WAJAN)
Digunakan
sebagai media untuk memanaskan agregat dan digunakan sebagai tempat
pencampuran bahan-bahan job mix.
Gambar
97. ALAT MARSHALL
Digunakan untuk menguji sample perkerasan
agar diperoleh nilai stabilitas dan nilai kelelehan (flow).
Komentar
Posting Komentar